Selasa, 11 Januari 2011

PENERAPAN STRATEGI PROGRAM OPTIMALISASI UNAS TRHDP PROSENTASI KELULUSAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
      Proses belajar mengajar tentunya harus dibarengi dengan kesiapan semua pihak baik guru maupun siswa. Kalau itu sudah terlaksana maka proses belajar siap diberikan, apalagi didukung dengan strategi atau metode yg harus digunakan.
           Dalam kegiatan ini seorang guru harus berusaha mencari jawaban atau pemecahan atas adanya permasalahan yg berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, saya melihat masih adanya guru yang belum mau menerapkan hal seperti itu, sehingga didapatkan siswa yang terbelakang dalam pemikirannya dibawah rata-rata tidak sepenuhnya terpantau, hal inilah yang menjadi masalah. Terkadang siswa yang demikian itu menjadi minder dalam berpikir dan bergaul, imbasnya masih belum berhasilnya kegiatan pembelajaran yang ditujukan dengan fakta tentang tinggi rendahnya skor prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik. Hampir semua mapel UN  bagi siswa yang penguasaanya dibawah rata-rata merupakan masalah yang selalu menghantui pemikiran mereka, ini terlihat dari rendahnya tingkat penguasaan materi siswa terhadap konsep mata pelajaran UN. Kadang siswa sering tidak bisa mengerjakan, menjawab bahkan tugas-tugas yang diberikan oleh masing- masing mapel UN tidak dapat dikerjakan dirumah malah cenderung dikerjakan disekolah, keterlibatan siswa juga dirasakan kurang aktif dalam proses pembelajaran.
           Kejadian-kejadian inilah yang pada akhirnya berdampak pada hasil nilai prosentase kelulusan kelas IX, disekolah ini selalu mendapatkan hasil dibawah 96%, dengan hasil ini kami merasa tidak puas dan perlu mencari cara baru guna mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok pembelajaran yang sifatnya khusus seperti KSPM, KSBI, KSIPA. Kelompok pembelajara ini di khususkan untuk anak-anak yang mempunyai permasalahan dengan bidang mapel tersebut.
B . PERUMUSAN MASALAH
1.   Menganalisa tingkah laku cara belajar siswa kelas IX dalam proses belajar.
2.   Bagaimana penerapan strategi program penanganan siswa yang bermasalah dengan mapel UN melalui pemberdayaan pelajaran khusus seperti KSPM , KSBI , KSIPA .
3.   Bagaimana prestasi prosentase kelulusan UN setelah diterapkan strategi pemberdayaan pelajaran khusus untuk kelas IX SMP Negeri I Kedungreja tahun pelajaran 2008 / 2009 .
C . TUJUAN
Tertuju dalam penulisan makalah ini mempunyai tujuan :
  1. Untuk membiasakan peserta didik belajar tertib giat dan rajin .
  2. Menciptakan kedisiplinan dalam menghadapi atau mengerjakan bentuk-bentuk soal  UN.
  3. Untuk memperbaiki prestasi belajar siswa
  4. Untuk meningkatkan prosentase kelulusan bagi peserta didik untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang .
  5. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah lain yang memiliki permasalahan yang sama dalam menghadapi persiapan Ujian Nasional (UN)
D. MANFAAT
1.   Manfaat bagi pembuat makalah.
      - Mempunyai pengalaman dalam menangani siswa yang kurang minat.
2.   Manfaat bagi siswa
      - Memotifasi siswa dalam belajar.
      - Memberikan gairah belajar siswa lebih baik.
3.   Manfaat bagi pembaca
-  Sebagai bahan acuan dalam model pembelajaran penanganan siswa yang bermasalah terhadap mata pelajaran UN.
     
BAB II
KAJIAN TEORI

Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, belajar merupakan aktivitas yang utama, artinya bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar dapat berlangsung efektif, lalu timbul pertanyaan apa itu belajar? Banyak definisi para pakar pendidikan pendidikan mengemukakan salah satunya dalam buku “ Fsikologi Belajar “. Secara lengkap dirumuskan sebagai berikut :
Belajar ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sehingga boleh dikatakan bahwa belajar merupakan adanya suatu proses dimana didalamnya ada tahapan-tahapan kegiatan yang sistematis dan terarah, belajar tidak dapat dilepaskan dari interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian lain bahwa belajar mempunyai kesamaan dan perbedaan yang saling terkait diantaranya belajar menghafal, belajar berfikir. Dimana dijelaskan dalam buku “Fsikologi Belajar“ oleh Dr.I.G.A.K Wardani :
Dalam belajar dan menghapal terdapat keterkaiatan, belajar mempunyai pengertian yang luas dari menghapal, perubahan tingkah laku hanya terbatas dalam penyimpanan dan   penyelesaian informasi dalam otak .

Jadi harus dikatakan menghapal hanya salah satu bagian cara berfikir kogmitif dalam proses belajar, sehingga dapat menciptakan proses belajar yang efektif . Kemudian dalam berfikir, siswa akan menggunakan berbagai informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk dapat berfikir secara efektif siswa harus menguasai sejumlah informasi seperti :
Fakta, konsep dan teori dsb. Keadaan kelas belajar selalu didapatkan kelompok- kelompok penguasaan belajar seperti dijelaskan dalam ”Mastery Learning“ yaitu :
“penguasaan rendah, penguasaan rata-rata, penguasaan tinggi.”
Artinya usaha apapun yang dilakukan oleh guru , hasil belajar anak tetap akan berbeda atau penguasaan anak terhadap suatu materi atau bahan pelajaran akan bervariasi dan terkelompokkan kedalam tiga kategori itu.
Terlepas dari strategi apa yang diajarkan kepada peserta didik pasti ditentukan juga dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap penguasaan anak. Ada pendapat dari Nasoetion (1982) dalam bukunya dia mengatakan bahwa ada 5 faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan anak :
  1. Bakat untuk mempunyai semangat
  2. Mutu pengajaran.
  3. Kesanggupan memahami pengajaran.
  4. Ketekunan.
  5. Waktu yang tersedia untuk belajar.
Setelah digabungkan bahwa kelima faktor ini ada saling keterkaitan dan mendukung seperti bakat menjurus pada intelegensi, disini jelas intelegasi berpengaruh pada prestasi belajar terhadap prestasi belajar, mutu pengajaran lebih difokuskan pada penggunaan serta kesesuaian dan ketepatan metode belajar mengajar sehingga dapat memberi kemudahan kepada anak untuk menguasai bahan yang diajarkan, kesanggupan memahami pengajaran berkenaan dengan kemampuan anak untuk dapat menangkap pengertian dan makna yang disajikan oleh guru. Ketekunan lebih disorot pada kesediaan dan kemampuan untuk menyediakan waktu dalam mempelajari sesuatu bahan, waktu memegang peranan yang penting kalau bisa menjadwalkan untuk mempelajari sesuatu dan yang diperlukan oleh seseorang untuk mengerjakan tugas-tugas sehingga dia memperoleh pengalaman belajar yang cukup. pernyataan ini juga didukung oleh Moegiadi yang dikutip dalam buku Fsikologi belajar oleh Dr.I.G.A.K Wardani :
“Guru-guru yang menggunakan metode mengajar yang “modern“ memiliki fasilitas belajar yang lebih banyak dan memberikan tugas rumah yang lebih sering menghasilkan anak didik yang prestasi belajarnya lebih baik dari pada prestasi belajar Nasional “

Teori ini jelas lebih mendukung adanya upaya lebih banyak memberikan pekerjaan rumah terhadap peserta didik untuk mata pelajaran Ujian Nasional dan lebih dikembangkan lagi dengan membentuk program-program penambahan pelajaran demi sukses Ujian Nasional .

BAB III
UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Kegiatan belajar mengajar yang sudah diatur dalam kurikulum merupakan pedoman untuk melaksanakan proses dan didukung juga oleh kesiapan guru yang akan memberikan materi kesiapan apa saja diantaranya kesiapan bahan ajar, metode yang dipakai, mental dan tentunya penguasaan kelas yang paling utama. Oleh karena proses belajar di sekolah kami yang memakai KTSP dimana rumah tangga pendidikan diatur sendiri dengan tidak menyalahi aturan yang di keluarkan Dinas Pendidikan Nasional .
Khusus untuk mata pelajaran Ujian Nasional yang meliputi bahasa Indonesia, bahasa inggris, Matematika dan IPA  pada awal memasuki semester I, kami sudah melakukan yang namanya program optimalisasi UN. Semua siswa yang mempunyai penguasaan rendah, penguasaan rata-rata dan penguasaan tinggi, kami lakukan pendataan dengan bekerja sama guru mapel UN dan wali kelas IX. Setelah didapatkan data yang akurat masing-masing wali kelas membentuk kelompok-kelompok dimana setiap kelompok harus ada anak yang pintar secara umum untuk empat mapel UN, yang pintar pada saat-saat tertentu wajib mengajari anak yang tidak bisa menguasai bidang studi.
Dalam kegiatan lain kami mendata para siswa yang mempunyai penguasaan rendah untuk masing-masing bidang studi UN, lalu kami buat program baru dengan mendiskusikan bersama guru mapel UN yaitu mencoba menangani anak-anak yang bermasalah dengan mapel UN untuk menggembleng atau memberikan program belajar khusus. Semua guru mapel UN dicoba untuk berkreatif dan mengerahkan semua kemampuan dan masuklah kedalam program pengembangan diri yaitu KSPM, KSBI dan KSIPA. Selain itu kami juga membentuk tim sukses UN untuk membina anak-anak yang pintar untuk mendapat nilai 10. Tentunya semua bertujuan untuk meningkatkan prosentase kelulusan 100% disekolah kami. Kenapa kami membuat program ini, karena sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 tingkat kelulusan di SMP Negeri 1 Kedungreja di bawah 95%. Setelah kami diangkat menjadi Wakil Kepala Sekolah sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, kami merasa tertantang untuk meningkatkan prosentase kelulusan. Akhirnya terciptalah program KSPM (Kelompok Pecinta Matematika), KSBI (Kelompok Siswa Bahasa Indonesia), KSIPA (Kelompok Siswa IPA).  Pelaksanaan intensitas kegiatan semester 1, hanya 1 kali pertemuan dan setiap 3 bulan diadakan Try Out. Memasuki semester 2, intensitas ditambah selain ada KSPM, KSBI, KSIPA, juga diadakan les wajib mata pelajaran UN dan diadakan Try Out 1 bulan sekali. Hasil dari Try Out menjadi pedoman kami untuk lebih teliti dan terus menangani siswa yang bermasalah. Alhamdulillah padaUjian Nasional tahun 2007/2008 prosentase kelulusan naik menjadi 99,03% dari 95,07% pada tahun 2006/2007. Kemudian puncaknya pada tahun ajaran 2008/2009 kami bersama guru-guru mapel UN merasa bersyukur karena tingkat kelulusan menjadi 100%.
Inilah menurut saya kinerja semua guru terutama guru mapel UN yang terpacu untuk merubah moment yang sangat penting dengan menggunakan metode-metode modern dan memiliki fasilitas-fasilitas belajar yang lebih banyak .

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     KESIMPULAN
Program pengembangan diri dengan model pembelajaran khusus seperti KSPM ,KSBI dan KSIPA bagi peserta didik yang mempunyai permasalahan penguasaan rendah dapat meningkatkan prosentase kelulusan kelas IX SMP Negeri 1 Kedungreja tahun pelajaran 2008/2009.
B.     SARAN
  1. Guru mata pelajara UN harus tetap mempertahankan program pembelajaran khusus terhadap siswa yang bermasalah dengan mata pelajaran UN di tahun berikutnya .
  2. Guru mata pelajaran UN harus berani menggunakan metode-metode yang modern dan kreatif mencari terobosan untuk mensukseskan UN .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar